Kalaupun aku bisa merangkai berjuta kata, rasanya tidak akan pernah cukup untuk melukiskan betapa berartinya Ibu bagiku. Wanita mulia yang telah melahirkan dan membesarkan aku. Yang menangis bersamaku saat aku sedih dan tertawa bersamaku saat aku bahagia..
Mata bathin Ibulah yang pertama kali melihat “kekurangan” laki-laki yang menjadi pilihanku kala itu. Ibulah yang berurai air mata saat berupaya melarangku menjalin hubungan dengan laki-laki itu. Ibulah yang nasehatnya tak pernah kuindahkan sehingga terpaksa “melepasku” dengan senyum saat aku memutuskan menikah dengan laki-laki itu … dan Ibu jugalah yang akhirnya tak putus berdoa dan membasahi sajadahnya dengan air mata saat aku harus menghadapi saat tersulit dalam hidupku … memutuskan berpisah dengan laki-laki yang ternyata tak sebaik yang kukira ………..
Ibu yang memantapkan langkahku menuju Pengadilan, Ibu yang membesarkan hatiku saat putusan talak dijatuhkan. Ibu yang selalu menguatkanku dengan kata-kata bijaknya “Keputusanmu sudah benar karena mempertahankan rumah tangga yang sudah kering dari rasa cinta, hanya akan menumpuk luka.”
Ibu jugalah yang kemudian menghabiskan hari–harinya mendampingiku membesarkan sepasang anak yang masih balita. Menjaga dan membimbing mereka tanpa keluh kesah saat aku sibuk mencari nafkah. Mengajarkan banyak hal sampai anak-anakku melangkah mantap ke sekolah.
Kini di usianya yang berangkat senja, cintanya kepada kami masih deras mengalir, bagai mata air yang tak pernah kering. Tatapan matanya masih terasa teduh dan menyejukkan. Pelukkannya masih hangat dan menenangkan. Petuahnya masih ranum dan sarat makna. Ibu sungguh luar biasa, tanpa Ibu tak mungkin aku sanggup melewati hari – hariku sebagai Orangtua Tunggal. Tanpa Ibu, tak mungkin aku selamat melalui masa delapan tahun tanpa Suami.
Ibu, kasihmu sungguh tiada tara, cintamu tulus tiada duanya. Ibu, sekalipun Tuhan memberikan banyak kesempatan, rasanya jasamu sungguh tiada terbalaskan ………….
Terima kasih, Ibu. Terima kasih telah menjadi Ibuku, terima kasih atas segala jerih payahmu dan Demi Tuhan, aku bangga telah lahir dari rahimmu ………..
Bagai Sang Surya Menyinari Dunia
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 comments:
Posting Komentar